Semangat Mereka.....



Pagi ini aku dibuat malu…
Semangat anak-anak kecil  itu membuatku malu…
Bisa dikatakan bahwa kisah pagi ini dimulai dari sebuah mushola. Mushola yang dari kecil aku kenal, mushola ‘Al Barokah’. Tak hanya kisah di pagi ini, mushola itu juga menjadi bagian kisah-kisah masa kecilku.

Letaknya tak terlalu jauh dari rumahku, dulu pun ketika masih kecil aku sering kok bersepeda ke sana :D . Dekat dengan sumber mata air dhusun kami, sebuah sumur yang sering disebut  ‘sumur mbawang’ oleh masyarakat. Sebuah tempat yang masih lekat dalam ingatanku –mushola, sumur mbawang dan pohon Beringin besar.
Aku mendengar cerita dari ibu, bahwa setiap malam minggu anak-anak kecil itu mengaji di mushola. Tidak sendiri, tentu mereka dibimbing oleh seorang guru J
Dan di pagi ini mereka rajin sekali. Tanpa ada yang mengomandoi mereka bersama-sama, kerja bakti membersihkan mushola. Menggulung karpet, mengepel lantai, mencuci ‘keset’. Sedangkan aku datang terlambat dan hanya membantu sedikit dari pekerjaan mereka. Aku mengakui bahwa mereka benar-benar luar biasa :D
Semangat anak-anak kecil ini membuatku malu…
Seolah aku ditegur, ke mana aja selama ini mbak? Ckckck -_-
Sudah lama tidak berkontribusi mengajak anak-anak itu mengaji. Alhamdulillah, Allah mengirimkan sosok guru yang baik bagi mereka. Bahkan keadaan mushola itu sudah lebih baik dibandingkan sebelum ada ‘guru’ baik itu dan keluarganya. Tentunya hal ini juga berkat kepedulian masyarakat sekitar mushola dalam memakmurkan mushola.
Mushola itu akan terlihat sepi tanpa anak-anak itu, tanpa pengajian mereka, tanpa semangat mereka untuk memakmurkan mushola. Tentu hal ini tidak hanya berlaku di mushola ini, tapi di masjid kampung kami, tanpa agenda TPA masjid terlihat lebih sepi -setidaknya menurut pengamatanku.
Terlebih sudah lazim terjadi bagi anak muda selepas masa SMA untuk merantau, meninggalkan kampung halaman dan pulang hanya jika lebaran tiba. Lalu siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan ini –memakmurkan masjid dan mushola? Ya mereka, adik-adik kecil itu J

Miris juga jika melihat anak muda malas ke mushola, enggan menjadi seorang muadzin. Padahal  seorang kakek yang sudah sangat tua saja masih bersemangat mengumandangkan adzan, menjadi muadzin lima kali dalam sehari. Yang muda apakah kalah semangatnya dengan ‘simbah’ ini? Ckckck -_-
Dulu sempat menghindar, karena merasa tidak mampu, belum cukup ilmu, dan lain-lain.
“Dakwah itu kewajiban, tapi tanpa dirimu pun dakwah akan tetap ada.”
 Bukankah seharusnya diri ini memilih untuk terlibat aktif dalam dakwah, dibanding hanya diam dan menyaksikan.
Sometimes, kita perlu merenungkan. Jangan sampai selama kuliah ini hanya menekankan pada pembangunan dakwah kampus. Tapi dakwah kampung yang notabene lebih dekat dengan jangka waktu lebih panjang terabaikan, terlupakan. Mana pengabdianmu untuk masyarakat? Membangun imperium peradaban dimulai dari yang terdekat. Semua dimulai dari lingkungan terdekat J
#muhasabah #mujahadah masih banyak yang perlu ditata dalam diri ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The book of Ikigai

Mau dibawa kemana nasib bangsa ini?

-Seeing the struggle of mothers-