Travel to Understand
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu,
maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.
Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S. Al Mulk
ayat 15)
Bertebaran
ke muka bumi dan berjejaring. Salah satu hal yang Allah perintahkan kepada
hamba-Nya. Untuk apa harus betebaran ke muka bumi? Lantas sejauh apa kita harus
betebaran di muka bumi?
(photo was taken by Zahrah Al Jannah)
Banyak
ayat al Quran yang memerintahkan manusia untuk menjelajahi bumi. Tidak sekedar
berjalan-jalan tanpa tujuan tentunya, tapi juga untuk mengambil pelajaran.
Pelajaran dari tanah rantau, pelajaran dari orang-orang baru, pelajaran dari
budaya yang mungkin belum familiar sebelumnya. Pengalaman adalah guru terbaik,
maka pengalaman yang didapat selama perjalanan tentunya tak tergantikan dengan
teori-teori traveling dalam textbook, alami sendiri maka kau akan
tahu rasanya!
Bukankah
Allah telah menciptakan hamba-Nya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk
saling mengenal? Kesempatan ini tentunya akan didapat ketika kaki berani
melangkah menembus garis-garis batas antarwilayah di bumi ini. Keberanian yang
akan menyadarkan bahwa ada negeri indah di balik cakrawala itu, kamu harus
tahu! Maka mungkin tujuan Allah menciptakan manusia beragam suku dan bangsanya
adalah untuk menuntun manusia berjejaring. Berjejaring dan memperluas zona
nyaman.
Memang, mana
lagi yang lebih nyaman dihuni selain negeri sendiri? Tanah nenek moyang, tempat
tinggal handai taulan. Tapi, untuk seorang pemuda terlebih calon pemimpin
bangsa masa depan, tak cukup berdiam diri di kampung halaman. Bahaya! Terlalu
bahaya! Bisa-bisa menjadi katak dalam tempurung, merasa bahwa negeri sendiri
adalah negeri ternyaman dan teraman. Padahal di luar sana banyak negeri yang
setiap hari terus melakukan perbaikan dan pembangunan. Jika terus merasa
baik-baik saja akan sangat sulit untuk berkembang, bukan?
Di era
modern seperti sekarang ini sebenarnya sangat mudah bagi seseorang untuk
‘melihat’ dunia luar. Memandang ke luar zona nyamannya untuk tidak menjadi
seekor katak dalam tempurung. Perkembangan teknologi membuat dunia seolah dalam
genggaman. Tentu mudah bila ingin melihat negeri lain seperti Singapura,
Jepang, Inggris. Tanpa perlu susah payah mengurus perjalanan yang
‘sesungguhnya’ untuk ke negeri itu. Tapi tentu saja berbeda, pengalaman yang
dialami sendiri secara fisik dan psikologis berbeda dengan pengalaman ‘bayangan’ yang diperoleh dari
berselancar di laman google maupun youtube, absolutely different! Berjalan
dengan kaki sendiri, melihat
dengan mata sendiri, menghirup udara di negeri
lain dengan hidung sendiri, tentu
berbeda dengan melalui google
maupun youtube.
Dari
persiapan keberangkatan saja sudah banyak hikmah yang bisa dipetik. Diri jadi
tertantang untuk bergerak lebih, mengusahakan yang terbaik untuk cita-cita
melihat negeri impian di balik
garis batas. Memikirkan how to
get there? Bagaimana bisa sampai ke sana, mencari uang, mencari tiket,
dan mencari teman perjalanan.
Menjelajah
negeri-negeri di balik garis batas,
kemudian menemukan sosok-sosok baru. Saling tersenyum, saling menyapa, saling bercengkerama seolah sudah pernah
mengenal sebelumnya.
Lebih
dari itu, perjalanan itu bukan hanya tentang impian dan cita-cita. Terkadang ia
juga adalah kesempatan bagi diri untuk lebih mengenal dan memahami diri
sendiri. Kesempatan untuk berdua saja dengan diri sendiri, berbicara dari hati
ke hati, dan merenungkan tentang “Kehidupan
seperti apa yang Kau inginkan, wahai diri?”
Komentar
Posting Komentar