Surat Cinta Ananda untuk Mama
Oleh Ririn Setia Rahmawati
sembilan belas tahun lebih engkau bersamaku,
selalu hiasi hariku dengan curahan kasih sayangmu,
walau dengan dunia dan segala isinya, jasamu tak akan terbalaskan,
mama, terimakasih atas kasih sayang yang tak pernah pudar
mama adalah anugerah terindah bagi ananda :)



Jari-jari kecil yang pernah menggenggam tanganmu, kini telah bertambah besar. Tidak semanis dulu lagi memang, tapi jari-jari itu aku pastikan lebih kuat lagi genggamannya. Kuat dalam menggenggam asa, cita-cita, dan cinta.

Kaki kecil yang melangkah tertatih-tatih dalam awasanmu, kini telah melangkah lebih mantap. Kaki itu mulai berani melangkah sendiri. Kian hari kian jauh dari awasanmu. Berjalan dan berlari, jauh dari kampung halaman, mengejar harapan.

Gadis kecil yang sering merengek padamu, memelukmu dengan manja, kini tlah beranjak dewasa. Ujian demi ujian hidup dihadapinya, membuatnya sadar bahwa hidup adalah perjuangan. Pun jarak antara dirimu dan dirinya bukan melemahkan semangatnya. Jarak kian mendewasakannya. Ia pun menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan hakikatnya setiap diri bertemu dan berpisah karena kehendak Allah.
Sosok itu mungkin jarang sekali bersamamu. Tapi apalah makna sebuah kebersamaan, haruskah dikatakan bersama apabila duduk bersama? Tidak, kebersamaan adalah ketika masing-masing pribadi memperjuangkan hal yang sama, meski dengan cara yang berbeda, di tempat berbeda.

Mungkin ia tak mengikuti langkahmu untuk menjadi seorang guru, atau pun sekolah guru. Ia memilih jalan lain. Karena ia berpendapat bahwa untuk menjadi guru tak harus sekolah guru. Siapa pun bisa jadi guru. Tak mengapa berbeda, asal masih memperjuangkan hal yang sama, kebermanfaatan untuk sesama.

Dalam setiap proses kehidupannya, ia tak melupakanmu, tidak  pernah. Pertimbanganmu adalah hal pertama yang menjadi pertimbangannya. Sekalipun pasti engkau akan menyerahkan keputusan penuh padanya. Engkau memercayainya dan dia memercayaimu.Pendapatmu adalah pendapat yang menguatkan hatinya. “mama, aku ingin memilih ini.” dan kau memberi saran padanya, bla bla bla hingga akhirnya dia mantap memilih.

Sepenuhnya, gadis kecilmu itu sadar, bahwa tak ada sesuatu pun yang dapat ia lakukan untuk menebus kebaikanmu padanya, kasih sayangmu yang begitu tulus, perjuanganmu, pengorbananmu, tangis dan tawamu dalam mendampinginya selama ini. Meski dunia seisinya ia persembahkan, tak akan sanggup membalas semuanya.

Ia percaya bahwa sebaik-baik balasan adalah dari Allah. Maka ia bulatkan hati, mantapkan tekad untuk meraih ridho-Nya semata. Berharap Allah ridho terhadapnya dan mengizinkannya kelak mempersembahkan sebaik-baik hadiah untukmu di akhirat kelak. Jubah kemuliaan yang akan Rabbnya berikan padamu. Karena ia menghafal al quran. Ia akan berjuang untuk menjadi golongan ahli quran yang Allah muliakan.
Impiannya, ketika semua makhluk kala itu dikumpulkan, engkau dipanggil untuk menerima penghargaan.Sebuah jubah kemuliaan yang barangkali tak pernah terpikirkan. Mungkin engkau akan bingung, “apa yang telah aku perbuat hingga Engkau anugerahi hamba kemuliaan ini Rabb?” itu karena anakmu telah menghafal al quran.Tangismu pecah, karena keharuan.

Gadis kecilmu itu ingin memuliakanmu di akhirat, menghadiahimu sebaik-baik hadiah dari sisi Rabbnya. Dan berharap bahwa jannah adalah tempat di mana kalian dipertemukan dan dikumpulkan kembali. Her dream is to have a happy ending with you.

Mungkin pernah ia melakukan kesalahan padamu, merengek meminta hal remeh temeh, atau membuatmu jengkel karena ulah kekanak-kanakannya. Tapi pun engkau paham bahwa ia sangat menyayangimu.

Mama, gadis kecil itu aku, putrimu yang sedang dalam proses perbaikan, proses pendewasaan diri. Keberadaanmu menguatkanku. Ridhomu menentramkan hatiku. Senyummu mendamaikan gundah gulanaku. Sampai Allah berkehendak atas diri kita, tetaplah di sampingku. Meski jarak kadang menyempitkan hati ini, meski waktu kadang tak menentu untuk bertemu, dalam setiap untaian doa kita bersua. Panjatkan pinta untuk meraih ridho-Nya. Semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali di jannah-Nya. Aamiiin J (sama-sama memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri yaa^^)

jalan kaliuran km 9,2 :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The book of Ikigai

Mau dibawa kemana nasib bangsa ini?

-Seeing the struggle of mothers-