Mau dibawa kemana nasib bangsa ini?
Mau dibawa kemana nasib bangsa ini?
INDONESIA #karenaKitaPeduli
Politik, apa pendapatmu jika mendengar kata ini?
Masih kah terbersit hal-hal negatif dalam benak kita, ketika
ditanya tentang ‘politik’?
Jika iya, maka harusnya kita mulai membuka diri, membuka
pikiran.
Politik tidak selalu seburuk yang kita kira. Bukankah seperti halnya
pisau yang memiliki dua sisi? Politik pun begitu. Dan baik buruknya ia,
tergantung siapa yang memegang.
Saya di sini tidak ingin membahas banyak tentang politik,
karena itu bukan bidang saya :D
Hanya berbagi buah pikiran, #karenaKitaPeduli.
Teman-teman tentu sudah tahu bahwa pada tahun 2014 ini
Indonesia memiliki perhelatan akbar. Memilih pemimpin dan wakil rakyat.
#IndonesiaMemilih
Ketika mendengar kata pemilu apa yang kita pikirkan? Mungkin
masih ada di antara kita yang berpikiran, “ah,
ngapain sih pemilu, gue nggak setuju sama demokrasi. Ganti
sistemnya!”. Atau mungkin, “ah,
dipilih juga nanti ujung-ujungnya berkhianat.”
Bahkan mungkin ketika mendengar seseorang yang hendak mencalonkan
diri sebagai anggota legislatif, kita berpikiran “yaelah, ngapain nyaleg. Ngumbar-umbar janji doang, ujungnya… Cuma
pencitraan..”
Ya, bisa jadi, masih banyak di antara kita yang berpikiran
seperti di atas atau mungkin ada yang lebih ekstrim!
Saatnya kita ubah paradigma, #karenaKitaPeduli! Mau dibawa
kemana bangsa ini?
Bukankah dalam salah satu firmanNya Allah mengingatkan kita
bahwa Dia tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang
merubahnya? Kuncinya adalah aksi! Kita diperintahkan untuk “bergerak” bukan
untuk “diam” apalagi cuek.
Maka GOLPUT bukan pilihan yang tepat jika kita menginginkan
perubahan pada bangsa ini. Bukankah cara terbaik adalah dengan menjadi pemilih
cerdas :D
Memilih juga tidak bisa asal pilih, “udah milih dia
aja, kayaknya dia peduli banget sama
rakyat. Dia sering nongol di tivi, blusukan ke tempat-tempat warganya.”
Eits, jangan tertipu kawan :D, lagi-lagi mari menjadi
pemilih cerdas.
Seperti yang kita ketahui, media-media yang ada di
Indonesia, beberapa memang tidak bisa dipercaya. ‘mereka’ membela siapa yang
memilikinya. Mungkin poin ini yang terkadang terlupakan oleh kita.
Banyak cara memang yang mereka lakukan untuk ‘mempromosikan’
diri, ya istilah politiknya kampanye.
Teringat, beberapa hari yang lalu sewaktu
kuliah terdengar suara bising dari jalan raya. Mereka bilang itu ulah si merah
(if you know what I mean). Dan memang benar kok itu faktanya. Herannya kenapa
mereka melakukan aksi ‘berisik’ itu di dekat RS Sardjito, duh apa-apaan sih.
Heran juga, mereka mau melakukannya –dan saya yakin hal itu tidak hanya
dilakukan sekali, padahal harga BBM kan mahal? Belum lagi polusi yang
ditimbulkan. Duh, yang kayak gitu mau jadi khalifah -__-
Dari cara penyampaian, perkenalan diri pun kita bisa
melihat, mana yang lebih santun, mana yang lebih menjaga. Sekali lagi mari
cerdas memilih.
Hal yang perlu kita ingat, segala yang nampak di media belum
tentu benar.
Dalam hal ini kita perlu juga mempelajari, memahami tentang
si media ini. Ternyata media tidak sekedar menjadi instrumen dalam perputaran
informasi, komunikasi, dll. Tapi media juga bisa menjadi aktor dalam perputaran
informasi tersebut.
Bicara politik bicara media, pun begitu sebaliknya.
Diri ini masih perlu banyak belajar untuk memahami media dan
politik :D
Yang jelas sebagai umat Islam, agen dakwah, agen perubahan
kita tidak boleh acuh bukan?
#KitaPEKA karena #kitaPeduli
wallahua'lam :)
Komentar
Posting Komentar